METODE-METODE
PENELAAHAN ALKITAB
IV. 1. Analisa Nats.
Teks Kanon yang sampai ke tangan kita
dewasa ini adalah teks Masora yang di
tandai dengan “M” karena teks tersebut di pandang sebagai Masora yang di tradisikan
untuk di pakai. Kata Masora itu
sendiri adalah bahasa Aram, yaitu “ Mesar”yang
artinya adalah mentradisikan
Masora. Kata tersebut telah di kenal
pada masa pertengahan hingga
akhir millenium pertama oleh sarjana-sarjana yahudi. ( Sitompul , 2011)
Teks
Masora terdiri dari 2 jenis :
Pertama,
Masora Parva ( Masora Kecil,ditulis di pinggir halaman) di sinkat “prv”
Kedua,
Masora Magna(Masora Besar, di tulis di atas dan di bawah teks Ibrani ) di
singkat “Mm” (KAR ELLIGER,WILHELM RUDOLPH,1967) “ Bisa di lihat di Alkitab
Bahasa Ibrani terbitan LAI “
Analisis
Nats : adalah merupakan tugas menterjemahkan Nats Alkitab yang asli dari
sumbernya yaitu PL/PB ( Ibrani maupun Yunani ) jika bila ada yang kurang jelas maka harus di lakukan kritik
nats, karena tradisi manuskrip itu telah berpindah tangan dari satu angkatan ke
angkatan yang berikutnya, sehingga terjadi kesalahan atau perubahan dari naskah
asli. Melalui kritik nats penafsir harus menentukan naskah asli dari tradisi
nats Nats ibrani ataupun yunani yang tertua penelitian kritis. Nats ibrani ataupun
yunani yang tertuapenelitian kritis.
IV.1.1Tujuan Kritik
Teks
Tugas
dari kritik teks di tuntut untuk menjangkau Teks asli yang akurat. Untuk
menjangkau teks asli tersebut dipakai metode-metode. Jelas sekali tujuan dari
teks kritik adalah mengadakan rekontruksi teks yang terjadi pada masa teks di
tulis yang di terima sebagai kitab sebelum pengkanonan seluruh Alkitab (Hans
Walter Wolff)
Selain
dari tugas kritik teks ada hal hal yang perlu di perhatikan dalam melaksanakan tugas tafsir yaitu masalah
bahasa dalam kritik teks dan alih bahasa dalam terjemahan juga di perhitungkan
ke alam kebudayaan masing-masing.
Ada
4 (empat) hal yang perlu di perhatikan :
Pertama,
Kesalahan Penulisan.
Kedua,
Dogmatis
Ketiga,
Kesulitan Bahasa
Keempat,
Kebutuhan gambaran Alih Bahasa
Teks
masora merupakan hasil karya para ahli-ahli kitab yang terbagi atas 5 ( lima) bagian :
Pertama,
Penulisan ibrani dengan teks konsonan lalu, di bagi atas pasal-pasal atau
perikop-perikop.
Kedua,
Vokalisasi teks.
Ketiga,
Tekanan bunyi teks.
Keempat,
Catatan-catatan masora di samping di atas, di bawah tubuh teks setiap gulungan
dan juga pada setiap akhir suatu kitab.
Kelima,
Koreksi yang cermat dari seluruh teks. (vander kooij )Selanjutnya tentang
kelima bagian di atas dapat di lihat :
Keenam,
Teks konsonan yang di temukan dalam manuskrip di mana salinannya lebih
cenderung untuk di percayai.
Ketujuh,
Vocalisasi teks adalah untuk memudahkan si pembaca teks dengan benar.
Kedelapan,
Sistim tekanan bunyi teks (aksen) pada setiap teks karena ia dapat menyajikan
makna dalam suatu nats dengan pembagian ayat – ayat.
Kesembilan,
Catatan-catatan masora disamping tubuh
teks dari setiap halaman di jumpai di samping,diatas dan di bawah.
IV.1.2. Tugas Kritik
Nats.
Penafsir
harus menentukan naskah asli dari tradisi nats ibrani atau terjemahan yang
tertua dengan penelitian kritis.
Nats
asli yang di maksud terjadi pada proses akhir dalam bentuk tulisan yang
berbentuk menjadi kitab PL atau PB. Kalau Penafsir menjumpai nats yang kurang
jelas atau rusak maka penafsir harus memperbaikinya dan mencari sebab-musabab
terjadi kerusakan itu.
Langkah-langkah melaksanakan Kritik Nats.
Pertama,
mengumpulkan Nats ( naskah) yang menyimpang (Varian)lalu menelitinya.
Kedua,
menguji Nats.
Ketiga,
mengambil kesimpulan.
Mengumpulkan Nats ( naskah) yang menyimpang (Varian) lalu menelitinya.
Semua
Nats yang hendak kita teliti itu bersifat tradisi, maka saksi yang lebih tua dan
yang meyakinkan kebenaran Natsnya harus di tentukan lebih dulu.
Menguji Nats.
Pertama,
Pokok Penelitian pada dasarnya ialah Nats Masora, bukanlah sebaliknya dari
naskah-naskah lainnya, karena naskah Masora di nilai lebih di percaya kesaksian
tradisinya. Menguji Nats menurut bentuk bahasanya dapat dilakukan menurut
pertolongan : Lexion atau kamus/konkordasi,tata bahasa/Gramatika dan irama gaya
bahasanya
Kedua,
Menguji Nats menurut unsur isinya dalam bagian
ini lebih fokus pada penelitian sejarah atau theologiannya
Ketiga,
Dalam mengambil kesimpulan adalah suatu usaha yang terakhir dari metode kritik
Nats,Setelah Nats dalam naskah yang di
kumpulkan itu di uji karena penyimpangan dari naskah asli ,tugas berikutnya
adalah menentukan kata-kata yang di terimannya.
Keempat,
Jadi kritik Nats / analisa Nats dapat di simpulkan ialah mencari susunan kata yang asli.(Ioanes
Rahmat,2006)
IV.2. Analisis sastra
Analisis
sastra meneliti sejarah pendahuluan dari suatu kesussastraan, yaitu mulai dari
penentuan pertama nats yang tertulis sampai terbentuknya susunan nats yang
terakhir terbentuknya suatu kitab.
Tugas kritik sastra
Pertama,Analisis sastra meneliti satuan-satuan nats, misalnya
suatu rangkaian cerita dan nubuat nabi dalam alkitab. Penafsiran harus pula
berusaha mengetahui apakah nats-nats dalam satuan rangkaian tersebut oleh
seorang atau lebih.
Kedua,Untuk menetapkan kata-kata asli dari suatu kitab,atau
dari sumber tertulis,atau dari satu tradisi.terhadap kata-kata yang timbul di
kemudian hari.
Ketiga,
Nats yang ada dihadapan kita harus di batasi susunan
bangunan natsnya atau susunan rangkaian dari suatu bagian nats yang lebih
kecil.
Kempat,
Mendalami pandangan-pandangan khusus dari tiap-tiap
kitab yang berhubungan dan menyangkut kesustraan israel.
IV.3. Analisis hadis
lisan
Mengadakan
penelitian hadis lisan adalah menyangkut penelitian dalam sejarah nats itu
sendiri secara khusus dan sekaligus menyangkut bidang kehidupan.Kedudukan suatu
nats dalam alkitab mendapat perubahan,karena pengaruh bidang kehidupan yang ada
di dalam suatu masyarakat/lembaga.Perubahan ini terjadi karena adannya
penyampaian nats-nats waktu bentuk lisan atau waktu tulisan (yang memakan waktu
begitu lama)sehingga penelitian ini meneliti bidang-bidang kehidupan yang akan
berubah itu. Perubahan suatu nats akan
disusul dengan perubahan bidang kehidupan.
Langkah-langkah menganalisis
suatu nats dalam hadis suatu lisan
Pertama,
Meneliti hubunga ini
hadis lisan dengan kritik sastra,Nats yang sampai ke tangan kita dewasa
ini di kenal dalam bentuk tertulis terbungkus dalam suatu kesussastraan .
Sebelumnya nats itu dipakai dalam pembicaraan atau bentuk lisan
Kedua, Meneliti jenis dan tujuan perubahan hadis lisan.
IV.4. Analisis sejarah
tradisi.
Yang
di maksud dengan sejarah tradisi adalah suatu tardisi suatu nats,dimana
penulisnya hidup dalam suatu lapisan kerohanian dan dalam masyarakat yang
khusus, yang dapat membentuk suatu pemikiran theologis yang tertentu.
Tugas analisis sejarah.
Meneliti
suatu nats ,istimewa atau keadaannya yang tersangkut dalam tradisi tersebut.
Langkah-langkah untuk meneliti sejarah.
Pertama,
Hubungan tradisi dengan sejarah
Kedua,
Sejarah tradisi dan aliran theologi
Ketiga,
Susunan kata-kata dalam nats serta perumusannya dalam tradisi.
Hubungan tradisi dengan sejarah
Pertama,
Sangat berhubungan dengan erat,karena peran tradisi adalah bersama-sama dengan
sejarah.
Kedua,
Tempat dan pemegang serta pelaku tradisi dapat berubah-ubah dalam Sejarah tradisi dan aliran sejarah
Ketiga,Untuk
meneliti sejarah-sejarah tradisi serta hubungan-hubungannya, harus
memperhatikan aliran theologi atau hal-hal yang meyangkut kegiatan iman oleh
kelompok pemegang tradisi, demikian pula akibat atau pengaruh –pengaruh karena
tempat-tempat atau lembaga-lembaga.
Pertama,Bentuk-bentuk
tradisi yang berbeda dapat pula berisi pengertian hal yang sama.
Susunan kata-kata dalam nats serta perumusannya
dalam tradisi.
Kedua,
Peranan susunan kata-kata serta perumusannya dapat membantu metode penelitian
kritik tradisi, karena istilah-istilah atau pengertian-pengertian unsur-unsur
dalam nats yang berlangsung dalam tradisi itu berulang kali,maka nats yang
menunjukkan unsur—unsur suatu pengertian
dalam rumpun kata-kata, dimana sastranya berdiri sendiri, didapati pula
dalam nats-nats yang lain.
IV.5. Analisi Sejarah
Peredaksian
Pertama,Dalam
bagian ini penelitian sejarah peredaksian, yang berarti melihat proses
penulisan dari tahap pertama sampai pada bentuk tulisan suatu nats.
Kedua,
Pada tahap pertama nats-nats tersebut telah mengalami perkembangan, telah di
bubuhi keterangan-keterangan pelengkap atau interprestasi-interprestasi yang
merupakan penjelasan-penjelasan tambahan.
Ketiga,
Dalam perkembangannya nats ini telah mengalami
hasil tangan penulis-penulis (redaktur-redaktur) sampai kepada redaktur
terakhir.
IV.5.1. Tugas analisis
sejarah (Kritik Peredaksian )
Pertama,memperhatikan
adanya hubungan yang dekat antara”analisis sejarah peredaksian” termasuk dalam
anilisis komposisi dengan “analisis sastra”. Didalam menganalisis sejarah
peredaksian dilihat kemungkinan perubahan dalam nats sebab ada kemungkinan
bentuk terakhir tradisi lisan mendapat perubahan pada waktu memasuki tahap
penyusunan dalam nats,sebab ada kemungkinan bentuk terakhir tradisi lisan
mendapat perubahan pada waktu memasuki tahap penyusunan karya redaktur atau
penulis-penulisnya.
Kedua,
kritik redaksi adalah untuk melihat
suatu nats terutama pada sejumlah penulisan teks itu sendiri, dalam Alkitab
yang ada sekarang peneliti telah memberi indikasi yang sangat berguna membantu
memahami suatu nats.
IV.5.2. Langkah-langkah
mengenal karya peredasian
Pertama,
Menentukan batas-batas suatu Nats. Adanya pembatasan dalam komposisi rangkaian
suatu nats adanya pembatasan dimuka maupun di akhir. Contoh adanya kepala
surat, isi, penutup.
Kedua,
Fungsi sisipan dalam rangkain satuan-satuan nats .Dalam hal ini menerangkan
nats-nats yang ada di sekitarnya, untuk hal ini perlu di perhatikan bangunannya
atau struktur rangkaian nats-nats itu. Sisipan tersebut seringkali berfungsi
untuk penghubung dari satu kalimat ke kalimat berikutnya.
Ketiga,
Pengenal terhadap rumpun kata-kata dan bahan-bahan nats. Dalam hal dapat
menentukan tema atau pikiran utama.
Keempat,
Serangkaian nats dapat diliputi oleh cerita/bentuk bingkai dari redaksi atau
penulisannya. Dalam karya peredaksian ada perbedaan bentuk serta susunan
nats/serangkaian nats,demikian pula peranan strukturnya.
Kelima,
satuan-satuan lainnya. Hal ini untu memudahkan pengolongan jenis-jenis
nats,baik yang telah tersusun dalam tradisi lisan maupun yang terumus dalam
tradisi tulisan.
Keenam,
Dari karangan-karangan redaksi yang berbeda orang-orangnya/penulisnya, tetapi
mempunyai pokok yang sama,ketika di teliti apakah nats itu berdiri sendiri, di
manakah kesamaannya atau kesejajarannya dalam bentuk istilah-istilah susunannya
dan tempat kehidupannya.
Ketujuh,
Kumpulan-kumpulan nats harus mempunyai fungsi atau posisi dalama karya redaktur
atau penulisnya,mungkin susunannya di dasarkan kata-kata
awalnya,bentuk/bangunannya/bagan,
Kedelapan,
unsurnya atau tujuannya dan penutup dalam penulisan.
IV.6. 1. Analisis
bentuk
Kritik
bentuk tidak bertumpu pada analisis dan pengolongan jenis sastra tetapi juga
menaruh perhatian pada usaha untuk menentukan dan menetapkan“kedudukan nats
dalam bidang kehidupan .Dimensi ini menekankan hubungan yang sangat penting
antara jenis sastra, lingkungan sosial dan kelembagaan yang khusus serta latar
belakang budayannya secara keseluruhan penafsir juga harus melihat secara jelas
dan struktur sastra nats atau cara penyusunan dan penyampaian isinya
Sekaligus
mencari tempat kedudukannya pada masa penulisan teks yang berfungsi pada
situasinya sendiri. Contoh kitab masmur menjadi salah satu dari bagian-bangian
bahan alkitabiah yang pertama di analisis dengan memakai pendekatan kritik
bentuk dengan hasil yang bermanfaat. Sejak itu masmur-masmur mulai di golongkan
ke dalam jenis-jenis sastra yang berbeda-beda.
Kritik
bentuk, atau lebih baik di sebut analisis jenis. Analisis jenis adalah aspek
dari pendekatan kritis yang meneliti bentuk, isi dan fungsi unit yang khusus dan
bertanya apakah semuanya ini cukup jelas dan cukup khas untuk mengolongkan dan
bertannya menafsirkannya unit yang termasuk satu jenis khusus contohnya dalam
kitab masmur yang menjadi salah satu bagian dalam pendekatan kritik bentuk.
IV.6.1.Tugas analisis
bentuk
Tugas
ini menganalisis suatu nats melalui bentuk bahasa susunan dari suatu
nats,demikian pula tipe sastra dan
bidang kehidupan atau secara harafiah di sebut kehidupan dalam kehidupan .
Meneliti bentuk nats tidak dapat di pisahkan dalam mempertimbangkan isi
,unsur-unsur serta bahan-bahan pokok/kadar dari nats yang bersangkutan .
Analisa bentuk selalu mempertimbangkan ucapan lisan atau tulisan,bagaimana
unsur-unsur bentuk bahasa yang khusus dan jenis sastra yang tertentu dapat
dipakai dan yang bertugas di sekitar nats.
IV.6.2. Langkah-langkah
yang harus di teliti dalam analisis bentuk
Pertama,
Penentuan jenis nats,untuk menentukan
suatu nats dalam penelitian penafsiran pertama-tama harus mengenal
kata-katanya,sifat-sifat yang khas dan khusus dari suatu nats, untuk penentuan
tersebut di cari suatu ukuran-ukuran atau dasar-dasar pengenal kata-kata ada
dua bagian yang perlu di kenal adalah bentuk ornamental dan bentuk struktural
susunan nats.
IV.6.3.Bentuk
ornamental
Bentuk
ini di dasarkan pada kalimat yang tersusun dari bagian-bagian kata yang
terpendek pengertian dan sampai pada bunyi bagian-bagian
kata-katanya,pertimbangan ini peranan tekanan bunyi dalam sistem konsonan dan
vokal yang harus di bedakan.
IV.6.4. Bentuk
struktural
Pertama,
Bentuk kalima
Kedua,
Gaya bahasa
Ketiga,
Kata-kata kalimat,kata kerja,kata benda dan kata sifat dll
Kedua,
Perubahan serta campuran jenis :
Kalau
ada perubahan di jumpai dalam nats,maka dimungkinkan perubahan itu disebabkan oleh sang penulis
jadi perubahan itu di sebabkan oleh unsur-unsur sosiologisnya atau juga latar
belakang kerohaniannya. Untuk itu perlu membuat perbedaan antara “tempat di
dalam kesusastraan “atau”dalam buku” sebagai sasaran karya penulisan dengan
bidang kehidupan yaitu pengaruh unsur sosiologisnya(sebagai sasaran/pendukung
tradisi dalam masyarakat ).
Nats
yang tua atau nats pada keadaan semula adalah selalu murni bentuknya,tetapi di
kemudian hari ia makin bercampur melalui sejarah dan perkembangannya menuju
pada pembentukan kesusastraannya,di pihak lain,harus di pertimbangkan, bahwa
nats juga berjalan melalui proses penyederhanaan kata-kata di dalam struktur
nats itu sendiri ( Sitompul,2011)
Tiap-tiap
jenis suatu nats juga mempunyai tempat dalam sejarah, dimunginkan jenis itu
telah timbul dari suatu tradisi atau tahapan tradisi yang berhubungan dengan
nats-natsnya. Mungkin juga datang dari dunia di luar israel.
Ketiga,
Bidang Kehidupan, Untuk memperoleh bidang kehidupan Nats,maka para penafsir
sudah meneliti jenis nats sangat rapat dengan bidang kehidupan bahkan peneliti
adalah sebagian dari yang menentuan tempat sosiologisnya atau
sosio-budayanya,tiap-iap nats mempunyai bidang kehidupan,itu berarti bahwa nats
itu dapat di dengar atau di pergunakan pada tempat/situasinya yang sama
fungsinya, walaupun nats tersebut berulang-ulang di pakai.
IV.6.5.Corak Ragam
Sastra
Pertama,
Narasi
Kedua,
Jenis Yang tersimpan
Ketiga,Hukum
Keempat,
Puisi
Kelima,
Nubuatan
Keenam,
Hikmat
IV.6.5.1.
Narasi
Pertama,
Laporan
Kedua,
Cerita Kepahlawanan
Ketiga,
Cerita Nabi
Keempat,Cerita
komedial
Keempat,
Ungkapan Selamat
IV.6.5.2.
Jenis Yang tersimpan
Keempat,
Amsal Populer
Kelima,
Teka-teki Fabel dan perumpamaan
Keenam,
Nyayian-nyanyian
Ketujuh,
Daftar-daftar
IV.6.5.3.Hukum
Pertama,
Kasuistik (Hukum, Kasus )
Kedua,
Hukum Apodiksi
Ketiga,
Seri Hukum
Keempat,
Intruksi Legal
Kelima,
Ulangan
IV.6.5.4.
Puisi
Pertama,
Doa
Kedua,
Nyanyian
Ketiga,
Liturgi
Keempat,
Hikmat masmur
IV.6.5.5. Nubuatan
Pertama,
Bencana
Keduan, Keselamatan
Ketiga,
Kecelakaan
Keempat,
Nyanyian penguburan
Kelima,
Himnus
Keenam,
Liturgi
Ketujuh,
Perdebatan
Kedelapan,
Menentang bangsa lain
Kesembilan,
Visi
Kesepuluh,
Naratif
IV.6.5.6. Hikmat
Pertama,
Amsal
Kedua,
Instruksi
Ketiga,
Cerita dan refleksi
Keempat,
Kontroversi.