Rabu, 08 Mei 2013

METODE-METODE PENELAAHAN ALKITAB



METODE-METODE PENELAAHAN ALKITAB
IV. 1. Analisa Nats.
      Teks Kanon yang sampai ke tangan kita dewasa ini adalah teks Masora yang di tandai dengan “M” karena teks tersebut di pandang sebagai Masora yang di tradisikan untuk di pakai. Kata Masora itu sendiri adalah bahasa Aram, yaitu “ Mesar”yang artinya adalah mentradisikan Masora. Kata tersebut telah di kenal pada masa pertengahan hingga akhir millenium pertama oleh sarjana-sarjana yahudi. ( Sitompul , 2011)
Teks Masora terdiri dari 2 jenis :
Pertama, Masora Parva ( Masora Kecil,ditulis di pinggir halaman) di sinkat “prv”
Kedua, Masora Magna(Masora Besar, di tulis di atas dan di bawah teks Ibrani ) di singkat “Mm” (KAR ELLIGER,WILHELM RUDOLPH,1967) “ Bisa di lihat di Alkitab Bahasa Ibrani terbitan LAI “
Analisis Nats : adalah merupakan tugas menterjemahkan Nats Alkitab yang asli dari sumbernya yaitu PL/PB ( Ibrani maupun Yunani ) jika bila ada yang kurang jelas maka harus di lakukan kritik nats, karena tradisi manuskrip itu telah berpindah tangan dari satu angkatan ke angkatan yang berikutnya, sehingga terjadi kesalahan atau perubahan dari naskah asli. Melalui kritik nats penafsir harus menentukan naskah asli dari tradisi nats Nats ibrani ataupun yunani yang tertua penelitian kritis. Nats ibrani ataupun yunani yang tertuapenelitian kritis.
IV.1.1Tujuan Kritik Teks
Tugas dari kritik teks di tuntut untuk menjangkau Teks asli yang akurat. Untuk menjangkau teks asli tersebut dipakai metode-metode. Jelas sekali tujuan dari teks kritik adalah mengadakan rekontruksi teks yang terjadi pada masa teks di tulis yang di terima sebagai kitab sebelum pengkanonan seluruh Alkitab (Hans Walter Wolff)
Selain dari tugas kritik teks ada hal hal yang perlu di perhatikan  dalam melaksanakan tugas tafsir yaitu masalah bahasa dalam kritik teks dan alih bahasa dalam terjemahan juga di perhitungkan ke alam kebudayaan masing-masing.
Ada 4 (empat) hal yang perlu di perhatikan :
Pertama, Kesalahan Penulisan.
Kedua, Dogmatis
Ketiga, Kesulitan Bahasa
Keempat, Kebutuhan gambaran Alih Bahasa
Teks masora merupakan hasil karya para ahli-ahli kitab yang terbagi atas 5 (  lima) bagian :
Pertama, Penulisan ibrani dengan teks konsonan lalu, di bagi atas pasal-pasal atau perikop-perikop.
Kedua, Vokalisasi teks.
Ketiga, Tekanan bunyi teks.
Keempat, Catatan-catatan masora di samping di atas, di bawah tubuh teks setiap gulungan dan juga pada setiap akhir suatu kitab.
Kelima, Koreksi yang cermat dari seluruh teks. (vander kooij )Selanjutnya tentang kelima bagian di atas dapat di lihat :
Keenam, Teks konsonan yang di temukan dalam manuskrip di mana salinannya lebih cenderung untuk di percayai.
Ketujuh, Vocalisasi teks adalah untuk memudahkan si pembaca teks dengan benar.
Kedelapan, Sistim tekanan bunyi teks (aksen) pada setiap teks karena ia dapat menyajikan makna dalam suatu nats dengan pembagian ayat – ayat.
Kesembilan, Catatan-catatan  masora disamping tubuh teks dari setiap halaman di jumpai di samping,diatas dan di bawah.
IV.1.2. Tugas Kritik Nats.
Penafsir harus menentukan naskah asli dari tradisi nats ibrani atau terjemahan yang tertua dengan penelitian kritis. Nats asli yang di maksud terjadi pada proses akhir dalam bentuk tulisan yang berbentuk menjadi kitab PL atau PB. Kalau Penafsir menjumpai nats yang kurang jelas atau rusak maka penafsir harus memperbaikinya dan mencari sebab-musabab terjadi kerusakan itu.
Langkah-langkah melaksanakan Kritik Nats.
Pertama, mengumpulkan Nats ( naskah) yang menyimpang (Varian)lalu menelitinya.
Kedua, menguji Nats.
Ketiga, mengambil kesimpulan.
Mengumpulkan Nats ( naskah) yang menyimpang (Varian) lalu menelitinya.
Semua Nats yang hendak kita teliti itu bersifat tradisi, maka saksi yang lebih tua dan yang meyakinkan kebenaran Natsnya harus di tentukan lebih dulu.
Menguji Nats.
Pertama, Pokok Penelitian pada dasarnya ialah Nats Masora, bukanlah sebaliknya dari naskah-naskah lainnya, karena naskah Masora di nilai lebih di percaya kesaksian tradisinya. Menguji Nats menurut bentuk bahasanya dapat dilakukan menurut pertolongan : Lexion atau kamus/konkordasi,tata bahasa/Gramatika dan irama gaya bahasanya
Kedua, Menguji Nats menurut unsur isinya dalam bagian ini lebih fokus pada penelitian sejarah atau theologiannya
Ketiga, Dalam mengambil kesimpulan adalah suatu usaha yang terakhir dari metode kritik Nats,Setelah  Nats dalam naskah yang di kumpulkan itu di uji karena penyimpangan dari naskah asli ,tugas berikutnya adalah menentukan kata-kata yang di terimannya.
Keempat, Jadi kritik Nats / analisa Nats dapat di simpulkan ialah mencari susunan kata yang asli.(Ioanes Rahmat,2006)

IV.2. Analisis sastra
      Analisis sastra meneliti sejarah pendahuluan dari suatu kesussastraan, yaitu mulai dari penentuan pertama nats yang tertulis sampai terbentuknya susunan nats yang terakhir terbentuknya suatu kitab.
Tugas kritik sastra
Pertama,Analisis sastra meneliti satuan-satuan nats, misalnya suatu rangkaian cerita dan nubuat nabi dalam alkitab. Penafsiran harus pula berusaha mengetahui apakah nats-nats dalam satuan rangkaian tersebut oleh seorang atau lebih.
Kedua,Untuk menetapkan kata-kata asli dari suatu kitab,atau dari sumber tertulis,atau dari satu tradisi.terhadap kata-kata yang timbul di kemudian hari.
Ketiga, Nats yang ada dihadapan kita harus di batasi susunan bangunan natsnya atau susunan rangkaian dari suatu bagian nats yang lebih kecil.
Kempat, Mendalami pandangan-pandangan khusus dari tiap-tiap kitab yang berhubungan dan menyangkut kesustraan israel.

IV.3. Analisis hadis lisan
Mengadakan penelitian hadis lisan adalah menyangkut penelitian dalam sejarah nats itu sendiri secara khusus dan sekaligus menyangkut bidang kehidupan.Kedudukan suatu nats dalam alkitab mendapat perubahan,karena pengaruh bidang kehidupan yang ada di dalam suatu masyarakat/lembaga.Perubahan ini terjadi karena adannya penyampaian nats-nats waktu bentuk lisan atau waktu tulisan (yang memakan waktu begitu lama)sehingga penelitian ini meneliti bidang-bidang kehidupan yang akan berubah itu. Perubahan suatu nats akan disusul dengan perubahan bidang kehidupan.
Langkah-langkah menganalisis suatu nats dalam hadis suatu lisan
Pertama, Meneliti hubunga ini  hadis lisan dengan kritik sastra,Nats yang sampai ke tangan kita dewasa ini di kenal dalam bentuk tertulis terbungkus dalam suatu kesussastraan . Sebelumnya nats itu dipakai dalam pembicaraan atau bentuk lisan
Kedua, Meneliti jenis dan tujuan perubahan hadis lisan.

IV.4. Analisis sejarah tradisi.
Yang di maksud dengan sejarah tradisi adalah suatu tardisi suatu nats,dimana penulisnya hidup dalam suatu lapisan kerohanian dan dalam masyarakat yang khusus, yang dapat membentuk suatu pemikiran theologis yang tertentu.

Tugas analisis sejarah.
Meneliti suatu nats ,istimewa atau keadaannya yang tersangkut dalam tradisi tersebut.

Langkah-langkah untuk meneliti sejarah.
Pertama, Hubungan tradisi dengan sejarah
Kedua, Sejarah tradisi dan aliran theologi
Ketiga, Susunan kata-kata dalam nats serta perumusannya dalam tradisi.

Hubungan tradisi dengan sejarah
Pertama, Sangat berhubungan dengan erat,karena peran tradisi adalah bersama-sama dengan sejarah.
Kedua, Tempat dan pemegang serta pelaku tradisi dapat berubah-ubah dalam Sejarah tradisi dan aliran sejarah
Ketiga,Untuk meneliti sejarah-sejarah tradisi serta hubungan-hubungannya, harus memperhatikan aliran theologi atau hal-hal yang meyangkut kegiatan iman oleh kelompok pemegang tradisi, demikian pula akibat atau pengaruh –pengaruh karena tempat-tempat atau lembaga-lembaga.
Pertama,Bentuk-bentuk tradisi yang berbeda dapat pula berisi pengertian  hal yang sama.
Susunan kata-kata dalam nats serta perumusannya dalam tradisi.
Kedua, Peranan susunan kata-kata serta perumusannya dapat membantu metode penelitian kritik tradisi, karena istilah-istilah atau pengertian-pengertian unsur-unsur dalam nats yang berlangsung dalam tradisi itu berulang kali,maka nats yang menunjukkan unsur—unsur suatu pengertian  dalam rumpun kata-kata, dimana sastranya berdiri sendiri, didapati pula dalam nats-nats yang lain.

IV.5. Analisi Sejarah Peredaksian
Pertama,Dalam bagian ini penelitian sejarah peredaksian, yang berarti melihat proses penulisan dari tahap pertama sampai pada bentuk tulisan suatu nats.
Kedua, Pada tahap pertama nats-nats tersebut telah mengalami perkembangan, telah di bubuhi keterangan-keterangan pelengkap atau interprestasi-interprestasi yang merupakan penjelasan-penjelasan tambahan.
Ketiga, Dalam perkembangannya nats ini telah mengalami  hasil tangan penulis-penulis (redaktur-redaktur) sampai kepada redaktur terakhir.

IV.5.1. Tugas analisis sejarah (Kritik Peredaksian )
Pertama,memperhatikan adanya hubungan yang dekat antara”analisis sejarah peredaksian” termasuk dalam anilisis komposisi dengan “analisis sastra”. Didalam menganalisis sejarah peredaksian dilihat kemungkinan perubahan dalam nats sebab ada kemungkinan bentuk terakhir tradisi lisan mendapat perubahan pada waktu memasuki tahap penyusunan dalam nats,sebab ada kemungkinan bentuk terakhir tradisi lisan mendapat perubahan pada waktu memasuki tahap penyusunan karya redaktur atau penulis-penulisnya.
Kedua,  kritik redaksi adalah untuk melihat suatu nats terutama pada sejumlah penulisan teks itu sendiri, dalam Alkitab yang ada sekarang peneliti telah memberi indikasi yang sangat berguna membantu memahami suatu nats.

IV.5.2. Langkah-langkah mengenal karya peredasian
Pertama, Menentukan batas-batas suatu Nats. Adanya pembatasan dalam komposisi rangkaian suatu nats adanya pembatasan dimuka maupun di akhir. Contoh adanya kepala surat, isi, penutup.
Kedua, Fungsi sisipan dalam rangkain satuan-satuan nats .Dalam hal ini menerangkan nats-nats yang ada di sekitarnya, untuk hal ini perlu di perhatikan bangunannya atau struktur rangkaian nats-nats itu. Sisipan tersebut seringkali berfungsi untuk penghubung dari satu kalimat ke kalimat berikutnya.
Ketiga, Pengenal terhadap rumpun kata-kata dan bahan-bahan nats. Dalam hal dapat menentukan tema atau pikiran utama.
Keempat, Serangkaian nats dapat diliputi oleh cerita/bentuk bingkai dari redaksi atau penulisannya. Dalam karya peredaksian ada perbedaan bentuk serta susunan nats/serangkaian nats,demikian pula peranan strukturnya.
Kelima, satuan-satuan lainnya. Hal ini untu memudahkan pengolongan jenis-jenis nats,baik yang telah tersusun dalam tradisi lisan maupun yang terumus dalam tradisi tulisan.
Keenam, Dari karangan-karangan redaksi yang berbeda orang-orangnya/penulisnya, tetapi mempunyai pokok yang sama,ketika di teliti apakah nats itu berdiri sendiri, di manakah kesamaannya atau kesejajarannya dalam bentuk istilah-istilah susunannya dan tempat kehidupannya.
Ketujuh, Kumpulan-kumpulan nats harus mempunyai fungsi atau posisi dalama karya redaktur atau penulisnya,mungkin susunannya di dasarkan kata-kata awalnya,bentuk/bangunannya/bagan,
Kedelapan, unsurnya atau tujuannya dan penutup dalam penulisan.

IV.6. 1. Analisis bentuk
Kritik bentuk tidak bertumpu pada analisis dan pengolongan jenis sastra tetapi juga menaruh perhatian pada usaha untuk menentukan dan menetapkan“kedudukan nats dalam bidang kehidupan .Dimensi ini menekankan hubungan yang sangat penting antara jenis sastra, lingkungan sosial dan kelembagaan yang khusus serta latar belakang budayannya secara keseluruhan penafsir juga harus melihat secara jelas dan struktur sastra nats atau cara penyusunan dan penyampaian isinya
Sekaligus mencari tempat kedudukannya pada masa penulisan teks yang berfungsi pada situasinya sendiri. Contoh kitab masmur menjadi salah satu dari bagian-bangian bahan alkitabiah yang pertama di analisis dengan memakai pendekatan kritik bentuk dengan hasil yang bermanfaat. Sejak itu masmur-masmur mulai di golongkan ke dalam jenis-jenis sastra yang berbeda-beda.
Kritik bentuk, atau lebih baik di sebut analisis jenis. Analisis jenis adalah aspek dari pendekatan kritis yang meneliti bentuk, isi dan fungsi unit yang khusus dan bertanya apakah semuanya ini cukup jelas dan cukup khas untuk mengolongkan dan bertannya menafsirkannya unit yang termasuk satu jenis khusus contohnya dalam kitab masmur yang menjadi salah satu bagian dalam pendekatan kritik bentuk.

IV.6.1.Tugas analisis bentuk
Tugas ini menganalisis suatu nats melalui bentuk bahasa susunan dari suatu nats,demikian pula tipe  sastra dan bidang kehidupan atau secara harafiah di sebut kehidupan dalam kehidupan . Meneliti bentuk nats tidak dapat di pisahkan dalam mempertimbangkan isi ,unsur-unsur serta bahan-bahan pokok/kadar dari nats yang bersangkutan . Analisa bentuk selalu mempertimbangkan ucapan lisan atau tulisan,bagaimana unsur-unsur bentuk bahasa yang khusus dan jenis sastra yang tertentu dapat dipakai dan yang bertugas di sekitar nats.

IV.6.2. Langkah-langkah yang harus di teliti dalam analisis bentuk
Pertama, Penentuan jenis nats,untuk menentukan  suatu nats dalam penelitian penafsiran pertama-tama harus mengenal kata-katanya,sifat-sifat yang khas dan khusus dari suatu nats, untuk penentuan tersebut di cari suatu ukuran-ukuran atau dasar-dasar pengenal kata-kata ada dua bagian yang perlu di kenal adalah bentuk ornamental dan bentuk struktural susunan nats.

IV.6.3.Bentuk ornamental
Bentuk ini di dasarkan pada kalimat yang tersusun dari bagian-bagian kata yang terpendek pengertian dan sampai pada bunyi bagian-bagian kata-katanya,pertimbangan ini peranan tekanan bunyi dalam sistem konsonan dan vokal yang harus di bedakan.

IV.6.4. Bentuk struktural
Pertama, Bentuk kalima
Kedua, Gaya bahasa
Ketiga, Kata-kata kalimat,kata kerja,kata benda dan kata sifat dll

Kedua, Perubahan serta campuran jenis :
Kalau ada perubahan di jumpai dalam nats,maka dimungkinkan  perubahan itu disebabkan oleh sang penulis jadi perubahan itu di sebabkan oleh unsur-unsur sosiologisnya atau juga latar belakang kerohaniannya. Untuk itu perlu membuat perbedaan antara “tempat di dalam kesusastraan “atau”dalam buku” sebagai sasaran karya penulisan dengan bidang kehidupan yaitu pengaruh unsur sosiologisnya(sebagai sasaran/pendukung tradisi dalam masyarakat ).
Nats yang tua atau nats pada keadaan semula adalah selalu murni bentuknya,tetapi di kemudian hari ia makin bercampur melalui sejarah dan perkembangannya menuju pada pembentukan kesusastraannya,di pihak lain,harus di pertimbangkan, bahwa nats juga berjalan melalui proses penyederhanaan kata-kata di dalam struktur nats itu sendiri ( Sitompul,2011)
Tiap-tiap jenis suatu nats juga mempunyai tempat dalam sejarah, dimunginkan jenis itu telah timbul dari suatu tradisi atau tahapan tradisi yang berhubungan dengan nats-natsnya. Mungkin juga datang dari dunia di luar israel.
Ketiga, Bidang Kehidupan, Untuk memperoleh bidang kehidupan Nats,maka para penafsir sudah meneliti jenis nats sangat rapat dengan bidang kehidupan bahkan peneliti adalah sebagian dari yang menentuan tempat sosiologisnya atau sosio-budayanya,tiap-iap nats mempunyai bidang kehidupan,itu berarti bahwa nats itu dapat di dengar atau di pergunakan pada tempat/situasinya yang sama fungsinya, walaupun nats tersebut berulang-ulang di pakai.
IV.6.5.Corak Ragam Sastra
Pertama, Narasi
Kedua, Jenis Yang tersimpan
Ketiga,Hukum
Keempat, Puisi
Kelima, Nubuatan
Keenam, Hikmat
IV.6.5.1. Narasi
Pertama, Laporan
Kedua, Cerita Kepahlawanan
Ketiga, Cerita Nabi
Keempat,Cerita komedial
Keempat, Ungkapan Selamat
IV.6.5.2. Jenis Yang tersimpan
Keempat, Amsal Populer
Kelima, Teka-teki Fabel dan perumpamaan
Keenam, Nyayian-nyanyian
Ketujuh, Daftar-daftar
IV.6.5.3.Hukum
Pertama, Kasuistik (Hukum, Kasus )
Kedua, Hukum Apodiksi
Ketiga, Seri Hukum
Keempat, Intruksi Legal
Kelima, Ulangan
IV.6.5.4. Puisi
Pertama, Doa
Kedua, Nyanyian
Ketiga, Liturgi
Keempat, Hikmat masmur
IV.6.5.5. Nubuatan
Pertama, Bencana
Keduan, Keselamatan
Ketiga, Kecelakaan
Keempat, Nyanyian penguburan
Kelima, Himnus
Keenam, Liturgi
Ketujuh, Perdebatan
Kedelapan, Menentang bangsa lain
Kesembilan, Visi
Kesepuluh, Naratif
IV.6.5.6. Hikmat
Pertama, Amsal
Kedua, Instruksi
Ketiga, Cerita dan refleksi
Keempat, Kontroversi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar